Greace Ester. Now 20 years old. Mahasiswi Agroekoteknologi Malang. Anak yang cukup awkward dan tidak jelas. Tapi suka menyanyi.

Senin, 16 Mei 2016

Alasanku Ingin Selalu Pulang ke Pematangsiantar.



     Halo! Salam Siantar-man! nyanyi sedikit bolehlah ya..

     Siantar man siantar man, anak Siantar do au ito
     Molo bicara tentang cinta pos roham setia do au
     Siantar man Siantar man, anak Siantar do au ito
     Rela berkorban demi cinta dang olo au mengingkar janji


     Sebuah kebanggaan bisa dilahirkan di kota ini, kota yang sangat-sangat menyenangkan dan sangat layak untuk dikenang. Namanya Pematangsiantar. Dulu dia sangat sederhana, tapi seiring zaman yang melangkah pasti, Pematangsiantar mulai menunjukkan eksistensinya. Sekarang aku adalah seorang mahasiswa aktif di Pulau Jawa. Tidak terasa hampir tahun ke-2 menjadi seorang perantau. Aku selalu terkenang ketika aku berada di perantauan. Banyak alasan mengapa aku begitu menyayangi kota ini.


 1.  Rumah dan Keluarga

      "Sejauh apapun kamu kamu pergi, keluarga adalah tempatmu kembali". Aku pernah mendengar ungkapan itu, tapi lupa dimana. Hehe. Yup! serindu-rindunya kamu dengan kota kelahiranmu, pastilah motivasi utamamu untuk pulang adalah berkumpul bersama sanak famili dan keluarga besar. Terkadang juga waktu bisa menjadi lebih mahal dari apapun apabila yang merasakan adalah anak-anak perantau. Rindu ayah, ibu, saudara, sampai masakan khas rumah dan tetangga juga menjadi motivasi untuk para perantau pulang ke rumah. Terkadang bahagia itu sungguh terlalu sederhana, saat kita bersama.

2.  Roti Ganda


     Terkadang ketika aku ditanya orang mana, aku lebih memilih menjawab Medan daripada Pematangsiantar. Karena kalau sekali saja aku mengucapkan aku orang Pematangsiantar, aku pasti akan diserbu pesanan dan titipan roti surga ini dari teman-teman seperjuanganku dikampus. Aku jadi kewalahan sendiri menghadapinya. Tapi ya mau menyalahkan siapa, emang roti yang satu ini gak pernah bikin bosan. Percayalah, aku udah 18 tahun hidup bersama roti Ganda. Hehehe. Banyak kenangan juga setiap aku mengingat roti ini, teringat akan masa kecil, teringat masa remaja, sampai dewasa. Kamu sangat beruntung bisa melewati umur demi umurmu dengan roti ini. 

3.  Chinese Food 


      Salah satu kenapa aku malas beranjak dari kota ini adalah selera kulinernya yang lumayan bagus, walaupun terkesan mahal, tapi setiap rasa yang disajikan oleh koki-koki (atau koko?) di kota ini selalu sama. Tidak berubah dari waktu ke waktu, dan ajaibnya tidak akan membuat kamu bosan. Sebut saja capcay, pangsit, mi tiau, ifu mie dan sederet Chinese food lainnya. Aku jamin anak rantau yang sedang membaca part ini pasti langsung melambungkan imajinasinya ke mangkuk-mangkuk yang tidak tahu apa-apa. Hehehe... Andai saja bisa kuculik satu koko-koko yang menjadi artis masak di Pematangsiantar, kubawa kesini untuk menunjukkan kepada mereka inilah selera makan yang sebenarnya! Becanda kok. Karena semua daerah pasti punya ciri khasnya masing-masing.

4.  Logat dan Pajak-nya.
        Akhir akhir ini aku sering mendengar ungkapan inang parrengge-rengge mulai ramai diperbincangkan di instagram. Seperti : "Ayok kak, dilihat dulu.." atau "Sini kak yok, cocok jadi kak, harga langganan lah pokoknya". Sekilas memang kata kata ini terkesan lucu, tapi ya inilah realita di Pematangsiantar. Kamu pergi ke pajak, belum selangkah masuk ke pedagangnya kamu sudah dibujuk sana sini untuk membeli dagangannya. Harus siap mental untuk melakukan penawaran, heheh. Pajak di Pematangsiantar ini juga sangat hits dan terkenal diantara teman-temanku, karena pajak-pajak di kota ini rata-rata menjadi sarang copet. Tapi yah aku tidak perduli lah, aku sayang kotaku apa adanya. Baik buruknya tetap terkenang di dalam hati. Aku kadang tak habis pikir , sapaan-sapaan yang sedari kecil aku dengarkan ada di pajak yang terdengar biasa saja, sekarang membuatku senyum-senyum sendiri kalau mengingat logatnya.

5.   (Katanya): Kota dengan toleransi beragama terbaik di Indonesia

     Aku mendapat beberapa hasil dari situs yang mengatakan bahwa kotaku tercinta ini sangat mengedepankan toleransi. Terlepas dari benar atau salahnya, aku sangat membenarkan kalimat headline situs tersebut. Bagaimana tidak, aku sangat jenuh di kotaku saat ini karena terlalu mengelu-elukan satu agama saja, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada toleransi. Karena mayoritas. Mayoritas? Kalau yang paling banyak atau yang paling kuat lah yang menang, apa bedanya kota ini dengan hutan? Tapi, ya sudahlah... Toh aku disini cuma menetap saja. Kuceritakan kepadamu betapa hebat kotaku ini dalam menghargai umat beragama. Aku sangat senang, ketika saat Puasa, teman-teman muslim membangunkan warga saat sahur dalam batas wajar. Sehingga tidak mengganggu yang tidak merayakan. Ketika natal, hiasan tidak gembar gembor di mana-mana,sehingga tidak juga mengganggu yang tidak merayakan. Kotaku biasanya  lebih memilih merayakan hari hari Keagamaan secara bersama sama di lapangan kebanggaan kami, lapangan H Adam Malik secara oikumene. Saat imlek, lampion lampion indah bertebaran dimana-mana, yang menambah indahnya kota Pematangsiantar khususnya di malam hari. Paginya, barongsai yang lemah gemulai akan mendatangi rumahmu satu persatu, meminta angpao dan  sebait harapan untuk mereka. Dan ketika ada arak-arakan umat Hindu, siapa saja bebas menonton, tak ada yang menghalangi, bahkan terkadang kami pun ikut perarakan sampai ke sungai. Tak ada yang mayoritas, tak ada minoritas, kami saling berbagi, menghargai dan hidup dalam kesederhanaan.

       Itulah sebait kisah tentang Pematangsiantarku. Kudengar, tahun ini akan ada supermall megah yang akan dibangun. Aku cuma berharap, Pematangsiantarku menjadi kota yang menjadi dirinya sendiri. Bukan menjadi kota yang terlalu mengikuti perkembangan zaman. Becak motor, tugu adipura, dan sederet prestasi lainnya menjadi hal yang kubanggakan pada teman-temanku sampai saat ini. Semoga Siantarku tercinta ini baik-baik saja sampai aku tua nanti. Terkadang hidup apa adanya lebih baik, karena kau memiliki jati dirimu di dalamnya, Pematangsiantar..

        Masihol au, tu huta i, dohot tu ho...

1 komentar:

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Daily nerd life | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com